RAKYATACEH.COM - Bulan ramadhan bagi masyarakat Aceh dipandang sebagai pangule buleun (raja dari segala bulan). Begitu juga dihari-hari bulan Ramadhan dikenal dengan uroe get, buleun get (hari baik, bulan baik). Sebelum masuk bulan ramadhan itu, diawali dengan tradisi uroe makmeugang atau uroe siemusi (hari memotong hewan) oleh masyarakat Aceh.
Makmeugang bagi masyarakat Aceh sudah menjadi tradisi sejak lama. Dirumah-rumah warga dari 23 kabupaten/kota di Aceh, harus ada masakan daging sebagai lauk. Baik itu daging sapi maupun daging kerbau. Tentunya, bagi rakyat Aceh daging makmeugang merupakan makanan spesial, yang tidak boleh dilewatkan begitu saja.
Sebagian dari suka cita menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, masyarakat Aceh merayakan dengan tradisi memasak daging hewan. Selain itu, ibu-ibu rumah tangga juga mempersiapkan makanan khas Aceh berupa timphan, leumang dan ketupat.
Tradisi hari meugang itu di Aceh sudah menjadi budaya yang tidak dapat dipisahkan saat menyambut bulan ramadhan, hari raya idul fitri dan hari raya idul adha.
Para ibu rumah tangga bersama keluarganya kini mulai sibuk mengumpulkan dan meracik bumbu masakan saat hari makmeugang nantinya. Seperti daging rendang, kuah putih, kuah merah, daging goreng, daging panggang dan masakan lainnya. Tidak hanya itu, uroe makmeugang kini menjadi pembicaraan hangat masyarakat Aceh seperti dimeunasah, warung kopi dan disetiap rumah tangga.
Umumnya, yang dibicarakan adalah harga daging meugang yang dijual dipasar. Namun, jika harga daging mahal saat meugang nantinya, tradisi yang sering dilakukan yakni daging yang dibeli secara angsuran (sie meuripe). Hal itu sudah sering dilakukan masyarakat Aceh, membeli daging tanpa membayar didepan tapi bisa pembayaran secara angsuran. “Bagi kita orang Aceh, tradisi makmeugang itu sering diartikan sebagai kehormatan dan kegagahan laki-laki atau suami,”ucap M. Yasin (45) salah seorang warga Lhokseumawe, kepada Rakyat Aceh, kemarin.
Menurut dia, jika seorang suami atau anak laki-laki (sudah kerja,red) tidak dapat membawa pulang daging meugang kerumah, rasanya tidak berani pulang. Apalagi, di hari meugang itu semua rumah warga di Aceh baik kaya maupun miskin tercium masakan daging meugang.
Akan tetapi, sangat sedih jika tidak ada keluarga yang tidak dapat membawa pulang daging makmuegang ke rumah. “Dulu saya pernah tidak ada uang untuk membeli daging meugang, sehingga terpaksa berutang kepada teman, agar istri, anak dan orang tua bisa menikmati daging meugang,”ucapnya. Terlebih lagi, anak yang masih usai sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, menjelang meugang itu pasti menanyakan berapa kilogram ayah membeli daging meugang.
“Jika kita tidak sanggup membeli daging muegang, pasti sangat sedih rasanya karena rumah tetangga kita tercium masakan daging,”ujarnya. Sehingga berbagai upaya harus dilakukan, asal bisa membawa pulang daging meugang, walaupun hanya satu kilo. Lain halnya yang disampaikan Ibrahim (50) warga Muara Dua Lhokseumawe. Menurutnya, seorang istri atau ibu rumah tangga akan merasa malu dan sedih jika ia tidak memasak daging muegang untuk keluarganya. Namun, sebaliknya seorang istri akan berbangga hati dan bahagia apabila mereka bisa menghidangkan daging meugang sebagai menu untuk makanan. Padahal, mereka rela berlama-lama didapur demi memasak daging meugang tersebut.
Sementara bagi laki-laki yang baru menikah menjelang bulan ramadhan ini, tradisi makmeugang bisa menjadi hari yang paling spesial buat istrinya, orang tua serta mertuanya. Dan bisa menjadi hari yang memalukan jika tidak dapat membawa pulang daging makmeugang kerumah. Bahkan, dalam tradisi masyarakat Aceh, dikenal jika sebuah keluarga sudah mempunyai menantu laki-laki maka kewajiban untuk membawa pulang daging makmeugang berada dipundaknya. Karena tradisi makmeugang dalam menyambut bulan suci Ramadhan merupakan sebuah refleksi kegagahan pria Aceh dihadapan istri dan keluargnya.
Tentunya, makmeugang yang dilaksanakan sebelum puasa merupakan sebagai upaya untuk mensyukuri datangnya bulan Ramdhan yang penuh berkah. Tradisi makmeugang secara jelas telah menunjukkan bagaimana masyarakat Aceh mengapresiasi dirinya menyambut hari-hari besar Islam. Tradisi ini, juga telah mempererat relasi sosial dan kekerabatan di sesama masyarakat. Dengan demikian, masyarakat Aceh pada hari itu disibukkan dengan berbagai kegiatan untuk memperoleh daging, memasak, dan menikmatinya secara bersama-sama keluarga.
Pentingnya tradisi makmeugang ini, seolah-olah jadikan sebagai perayaan dan menjadi sebuah kewajiban budaya bagi masyarakat di Provinsi Aceh. Pada hari makmeugang itu, akan berlangsung pertemuan silaturrahmi sesama keluarga di rumah dan saudara yang baru saja pulang dari perantauan. Terlebih lagi, hari-hari biasa masyarakat Aceh hanya menikmati lauk pauk dari darat ,sungai dan laut. Namun, ketika menyambut hari makmeugang dapat dirasakan kebahagian dan paling istimewa bagi masyarakat Aceh, karena dapat menikmati hindangan daging sapi atau lembu.
Dari zaman dahulu hingga sekarang, kebiasaannya bagi orang-orang kaya dan mampu di Aceh saat hari makmeugang itu, membagikan daging sapi kepada fakir miskin. Hal itu dilakukan sebagai salah satu cara untuk memberikan sedekah dan membagikan sedikit kekayaannya bagi yang tidak mampu. Tentunya, tradisi itulah yang masih sering dilakukan oleh sebagian orang-orang kaya di Aceh. Dan mengundang anak yatim kerumah untuk dapat menikmati daging makmeugang, seperti anak-anak lain yang masih punya orang tua. Itu semua dilakukan, sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat rezeki selama dalam setahun yang diberikan oleh Allah SWT.
Tulisan Populer
-
1. Koran Serambi Indonesia Serambi Indonesia , adalah sebuah suratkabar harian yang terbit di Banda Aceh, Aceh sejak 1989. Awalnya, ha...
-
Ingin Pantun Aceh Anda "Nimbrung" alias tampil di Blog ini? Mudah Kok.. Kakak-kakak, adek-adek, abang-abang, Bapak-bapak atau I...
-
1. Green Peace Indonesia 2. PUSA ( persatuan Ulama Seluruh Aceh) 3. YAKKUM Emergency Unit 4. UKM-BSPD : Bakti Sosial Pembanguan De...
-
NAD PP. Nurul Huda Desa Keude Trumon Trumon Aceh Selatan NAD NAD PP. Ashhabul Yamin Jln Tgk Chik Diribe Chik Bakongan Aceh Selatan NAD N...
-
Berikut ini adalah nama Pahlawan Perempuan yang berasal dari Nangroe Aceh Darussalam: 1. Cut Nyak Dhien Cut Nyak Dien adalah ...
-
NAMA-NAMA PEJUANG YANG AKAN DIUSULKAN MENJADI PAHLAWAN NASIONAL INDO NESIA Sultan Ali Mughyatsyah (1509 – 1530) Pembangun Keraja-an A...
-
Jeumpa, (Analisa). Tempat pemandian alam Alue Lase Kecamatan Jeumpa Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) ramai dikunjungi warga, Rabu (22/8). ...
-
Kata seudati berasal dari bahasa Arab syahadati atau syahadatain , yang berarti kesaksian atau pengakuan. Selain itu, ada pula yang m...
-
Meretas perjalanan Pemerintahan Kabupaten Aceh Selatan sejak tahun 1945 atau sejak masih bergabung dengan empat kabupaten/kota sebelum dim...
-
Reyhan Gufriyansyah (19), mahasiswa semester III Jurusan Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) bersama Afla N...
Makam Ulama Aceh
Resep Kuliner Aceh
Budaya Aceh
Kuliner Aceh
Kesan Tentang Aceh
Ulama Aceh
Tempat Wisata
........Zona Iklan........
Kuah Pliek-U, Gulai Para Raja
Masakan atau gulai khas Aceh.
Mesjid Raya Baiturrahman
Saksi bisu sejarah Aceh.
Tari Saman
Satu ciri menarik dari tari Aceh
Prev
1
2
3
Next
Thursday, 16 August 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kategori
Aceh Barat
(7)
Aceh Barat Daya
(5)
Aceh Besar
(12)
Aceh Darussalam
(90)
Aceh Jaya
(5)
Aceh Selatan
(6)
Aceh Singkil
(6)
Aceh Tamiang
(1)
Aceh Tempo Dulu
(3)
Aceh Tengah
(8)
Aceh Tenggara
(2)
Aceh Timur
(3)
Aceh Utara
(5)
Alat Musik Tradisional Aceh
(2)
Berita Aceh
(150)
Budaya Aceh
(11)
Desa Wisata Lubuk Sukon
(4)
Ensiklopedia Bahasa Aceh
(11)
Hotel Aceh
(9)
Kabupaten Bener Meriah
(4)
Kabupaten Bireun
(1)
Kabupaten Gayo Lues
(3)
Kabupaten Pidie
(1)
Kerajaan Aceh
(5)
Kerajinan Aceh
(2)
Kesan Tentang Aceh
(9)
Kota Banda Aceh
(8)
Kota Langsa
(2)
Kuliner Aceh
(21)
Makam Ulama Aceh
(9)
Mesjid Bersejarah Aceh
(12)
museum tsunami aceh
(1)
Peninggalan Musibah Tsunami
(1)
Permainan Rakyat
(5)
Pesantren Aceh
(3)
Pulau Weh
(2)
Rempah-rempah Aceh
(3)
Resep Masakan Aceh
(23)
Sabang
(3)
Sejarah Aceh
(18)
Senjata Tradisonal Aceh
(1)
Simeulue
(1)
Souvenir Aceh
(3)
Subulussalam
(5)
Tarian Tradisional Aceh
(18)
Tips Pariwisata
(6)
Tokoh Aceh
(2)
Tradisi Aceh
(4)
Ulama Aceh
(22)
Video
(1)
Warisan Budaya Aceh
(6)
Tarian Aceh
Wisata Lainnya
Hotel Aceh
Sejarah Aceh
Archive
-
▼
12
(376)
-
▼
August
(126)
-
▼
Aug 16
(18)
- KH. Ihsam Muhammad Dahlan Pengarang Sirajut Thalibin
- Tradisi Sunat Kuta Cane
- Hikayat Jilbab Aceh
- ...
- Mengenal Ulama Sufi Aceh Tgk Mns Kumbang
- Sejarah Teungku Chik Di Awe Geutah
- Bahasa Aceh 6
- Bahasa Aceh 7
- Bahasa Aceh 8
- Bahasa Aceh 9
- Bahasa Aceh 10
- Bahasa Aceh 11
- Tradisi Aceh: "Makmeugang"
- Wow! Kue Tradisional Aceh Diminati di Malaysia
- Teungku Cik Di Tiro
- Asosiasi Perempuan Bimbing Putri Pariwisata Aceh
- Wisata Religi di Aceh Menyimpan Potensi Besar
- Keamanan berikan Kesejukan bagi Wisatawan
-
▼
Aug 16
(18)
-
▼
August
(126)
Pesan
1.Terima Kasih Atas Kunjungan Anda.
2.Blog ini sungguh banyak sekali kekurangan, kami menerima kritik dan saran yang membangun blog supaya lebih bagus lagi.
3.Untuk mempermudah meng-akses lewat ponsel tambahkan /?m=1 di depan URL kami. contoh http://onlyceh.blogspot.com/?m=1 (Biaya murah).
4. Ingin tulisan atu karya anda tampil di blog ini, mudah saja ! silahkan share di Facebok dan kami akan menyertakan sumber dari anda.
5. Tinggalkan komentar anda (jika berkenan) dan Insyaallah kami akan follow anda.
6. Isi tulisan blog ini boleh di copas asalkan menyantumkan sumber aslinya.(Biar Sportif).
7. Saleum lon keu mandum ureung, meu'ah lon lakee meunyo na salah.
2.Blog ini sungguh banyak sekali kekurangan, kami menerima kritik dan saran yang membangun blog supaya lebih bagus lagi.
3.Untuk mempermudah meng-akses lewat ponsel tambahkan /?m=1 di depan URL kami. contoh http://onlyceh.blogspot.com/?m=1 (Biaya murah).
4. Ingin tulisan atu karya anda tampil di blog ini, mudah saja ! silahkan share di Facebok dan kami akan menyertakan sumber dari anda.
5. Tinggalkan komentar anda (jika berkenan) dan Insyaallah kami akan follow anda.
6. Isi tulisan blog ini boleh di copas asalkan menyantumkan sumber aslinya.(Biar Sportif).
7. Saleum lon keu mandum ureung, meu'ah lon lakee meunyo na salah.
Blogger Sahabat
- www.4visitaceh2013. blogspot.com
- www.acehdigital.com
- www.acehwaiting.blogspot.com
- www.amazingaceh.blogspot.com
- www.kekayaanaceh.blogspot.com
- www.safri4di.wordpress.com
- www.visit-aceh-2013.blogspot.com
- www.visitaceh2013.info
- www.visitaceh2013.multiply.com
- www.visitacehdarussalam. blogspot.com
- www.visittoaceh.blogspot.com
- www.wonderfulaceh.wix.com
- www.zonaaceh.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment