Ini Hanya Blog Biasa yang Menyediakan Informasi Hal-hal Menarik Tentang Aceh.
Kuah Pliek-U, Gulai Para Raja
Masakan atau gulai khas Aceh.
Okezine - Template
Mesjid Raya Baiturrahman
Saksi bisu sejarah Aceh.
Okezine - Template
Tari Saman
Satu ciri menarik dari tari Aceh
..
Prev 1 2 3 Next

Wednesday, 21 November 2012

Ulee Lheue, Pesona Indah di Hempasan Tsunami

Pantai Ulee Lheue, Aceh, merupakan kawasan wisata yang terkena dampak parah saat tsunami 2004.  Meski sempat meluluhlantakkan hampir seluruh desa ini, Pantai Ulee Lheue tetap memancarkan pesona indah.

Pada 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi dahsyat di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh. Gempa terjadi pada pukul 07.58 WIB. Pusat gempa terletak pada kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer.

Gempa berkekuatan 9,3 skala Richter ini disebut terdahsyat dalam kurun 40 tahun terakhir yang menghantam Aceh Sumatera Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.

Gempa yang mengakibatkan ombak tsunami setinggi 9 meter ini menewaskan sekira 230.000 penduduk di delapan negara. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah.

Indonesia, Sri Lanka, India, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar. Di Indonesia, gempa menelan lebih dari 126.000 korban jiwa. Puluhan gedung hancur oleh gempa utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatra. Di Banda Aceh, sekitar 50 persen bangunan rusak terkena tsunami. Tetapi, kebanyakan korban disebabkan oleh tsunami yang menghantam pantai barat Aceh dan Sumatra Utara.

Salah satu wilayah yang paling parah terkena bencana tsunami adalah Ulee Lheue, sebuah desa kecil di Kota Banda Aceh. Ulee Lheue terletak di tepi pantai, sehingga ketika tsunami menghempas, hampir seluruh desa ini ditelan ombak tingginya.

Ulee Lheue memiliki sebuah pelabuhan yang menjadi jalan bagi para wisatawan mencapai Pulau Weh di ujung Pulau Sumatra. Untuk mencapai Pulau Weh, wisatawan dapat menggunakan kapal motor cepat Pulo Rondo dengan tarif Rp50 ribu.

Sepanjang perjalanan menuju Pelabuhan Ulee Lheue, Anda dapat melihat banyak rumah dan bangunan yang hancur akibat tsunami. Banyak pembangunan yang dibuat oleh lembaga bantuan asing, namun kawasan ini belum cukup ramai dengan penduduk. Mereka masih trauma dengan musibah tsunami.

Meski begitu, Pantai Ulee Lheue masih terlihat begitu cantik pascatsunami. Bila air surut, akan nampak karang-karang di perairannya, dan di kejauhan terlihat panorama bukit yang asri. Di kejauhan ada pula menara mercusuar setinggi 100 meter yang terlihat hancur, menyisakan tiangnya saja.

Pascatsunami, kawasan Ulee Lheue dibenahi oleh pihak Pemerintah Kota Banda Aceh dengan membangun tanggul pengaman dan jalan dua jalur yang menghubungkan Banda Aceh menuju pelabuhan penyeberangan. Bila malam hari lampu warna-warni menghiasi indahnya kawasan ini.

Pantai Ulee Lheue juga mempunyai wahana permainan air yang bisa membuat anak-anak bermain dengan ceria. Ulee Lheue sejak zaman dahulu telah menjadi situs penting bagi masyarakat Banda Aceh, baik sebagai tempat rekreasi maupun sebagai pelabuhan penting.

Panorama di pantai Cermin Ulee Lheue ini amat memikat. Siang hari bagaikan lukisan alam berupa teluk yang dihiasi barisan pegunungan di sebelah selatan serta pulau-pulau kecil di kejauhan, tak kalah cantik saat matahari terbenam.

Pengunjung Cermin Ulee Lheue selain dapat menimati keindahan suasana pantai yang berair tenang, bisa juga memancing ikan karang seperti ikan kerapu atau rambe. Atau bahkan bagi para fishing addict, Anda bisa koordinasi dengan nelayan setempat untuk meminjam atau menyewa perahu dan memancing ke laut. 

sumber : http://travel.okezone.com (visit now)
Baca Selengkapnya