Ini Hanya Blog Biasa yang Menyediakan Informasi Hal-hal Menarik Tentang Aceh.
Kuah Pliek-U, Gulai Para Raja
Masakan atau gulai khas Aceh.
Okezine - Template
Mesjid Raya Baiturrahman
Saksi bisu sejarah Aceh.
Okezine - Template
Tari Saman
Satu ciri menarik dari tari Aceh
..
Prev 1 2 3 Next

Monday, 3 December 2012

Wisatawan Dari Negri "Upin & Ipin" Masih Dominasi Kunjungan ke Aceh


Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh mencatat jumlah tamu asing yang berkunjung ke daerah ini pada Oktober 2012 mencapai 870 orang atau turun dari September yang tercatat 952 orang.

Kepala BPS Provinsi Aceh Syech Suhaimi di Banda Aceh, Senin (3/12), mengatakan penurunan jumlah kedatangan tamu asing yang melancong ke provinsi itu sekitar 8,61 persen dibanding bulan sebelumnya. “Meski terjadi penurunan pada Oktober, namun jika dihitung secara kumulatif Januari-Oktober 2012 meningkat 9,8 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” katanya.

Disebutkannya, tamu asing asal Malaysia masih mendominasi jumlah kedatangan warga negara asing ke provinsi ujung paling barat Indonesai itu yakni mencapai 535 orang. Selanjutnya, disusul tamu asing asal RRC sebanyak 50 orang, Singapura 37 orang, Amerika Serikat 31 orang, Prancis 29 orang, Australia 24 orang, Inggris 20 orang, Jerman 17 orang, Belanda 13 orang, Thailand 5 orang dan selebihnya dari negara lainnya.

Ia mengatakan jumlah tamu asing yang telah berkunjung ke provinsi berpenduduk sekitar 4,6 juta jiwa itu hingga Oktober 2012 mencapai sebanyak 10.361 orang.

Berdasarkan wilayah wisatawan asing yang berkunjung ke Aceh, pelancong dari Asean mendududki posisi pertama sebanyak 588 orang, posisi kedua Eropa sebanyak 124 orang, Asia (tanpa Asean) 79 orang, Amerika 46 orang, Oseania 32 orang dan Timur Tengah satu orang. Suhaimi menyarankan agar Pemerintah Aceh untuk meningkatkan promosi dalam upaya meningkatkan jumlah kedatangan tamu asing dalam upaya pendukung program Aceh Visit Year 2013. 

sumber :www.seputaraceh.com (visit website now)
Baca Selengkapnya

Sunday, 2 December 2012

Dua Wartawan Finlandia Kunjungi Aceh Timur

Dua wartawan dari Finlandia, yakni Ossi Ahola dan  Jutta Mattsson, mengunjungi Aceh Timur untuk melihat langsung perkembangan daerah tersebut setelah tujuh tahun perdamaian. Kedua wartawan itu bekerja pada media Aamulehti yang bermarkas di Kota Tampere. Kota ini berada berjarak sekitar 160 km dari ibukota Finlandia, Helsinki, tempat nota perdamaian Aceh ditandatangani pada, 15 Agustus 2005 lalu.

Pada Jumat (30/11) kemarin, kedua wartawan yang ditemani penerjemahnya, H Razali, melakukan pertemuan dengan Bupati Aceh Timur, Hasballah M Thaib. Dalam pertemuan itu, Bupati Hasballah M Thaib, memaparkan kondisi dan kehidupan masyarakat Aceh Timur yang semakin berkembang pasca-damai.

Bupati berharap kedatangan wartawan tersebut bisa semakin mempromosikan potensi yang dimiliki Kabupaten Aceh Timur kepada masyarakat dunia. Selain menerima kunjungan dua jurnalis ini, kata Hasballah, pihaknya juga sudah menjadwalkan pertemuan dengan Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, minggu depan.

Menurut Hasballah, saat ini kabupaten Aceh Timur terus berbenah dan memacu pembangunan di segala bidang, sehingga akan menjadi lebih baik dari kabupaten/kota lain di Aceh. Untuk itu ia mengharapkan dukungan dan kerja sama dari semua pihak, seperti media, unsur masyarakat, pengusaha, maupun elemen masyarakat lainnya.

“Untuk membangun Aceh Timur, dukungan dari seluruh elemen itu penting tak terkecuali media. Jadi kedatangan dua jurnalis asing itu sangat tepat untuk memperkenalkan Aceh Timur secara lebih luas,” ujarnya.

Kedua wartawan dari Finlandia itu, melalui penterjemahnya H Razali, mengatakan, berbagai kemajuan dan perkembangan yang dicapai di Aceh Timur pasca-MoU akan dituangkan dalam laporan khusus pada media mereka.

sumber : http://aceh.tribunnews.com (visit website now)
Baca Selengkapnya

Warga Beramai-ramai Nonton "Live" Balapan Kuda di Gayo Lues

Stadion lapangan bola yang dimanfaatkan untuk ajang lomba pacuan kuda tradisional di Buntul Nege Blangsere, Kabupaten Gayo Lues (Galus) diserbu warga, Sabtu (1/12). Penonton yang datang belakangan, termasuk bersama keluarga terpaksa mencari tempat lain setelah 15 ribu kursi di dalam stadion terisi penuh.

Warga yang datang dari berbagai pelosok Kabupaten Gayo Lues ingin menyaksikan langsung ajang tahunan itu yang diikuti tiga kabupaten tetangga, Aceh Tengah, Bener Meriah dan tuan rumah Gayo Lues. Pada Jumat (30/11), lomba pacuan kuda ditiadakan, sehingga warga memanfaatkan akhir pekan ini untuk menyaksikan tim kesayangannya bertanding. 
Ribuan warga, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, termasuk para pelajar memadati arena pertandingan. Sehingga, tempat duduk di stadion sudah penuh terisi, yang membuat para penonton lainnya harus  menyaksikan lomba pacuan kuda dengan berdiri di tengah-tengah terpaan terik matahari, tetapi tidak ada laporan hasil pertandingan dari Blangkejeren.

Fenomena itu dimanfaatkan oleh para pedagang yang menjajakan barang dagangannya di sekitar stadion. Pada hari sebelumnya, sejumlah lapak jualan tampak kosong, tetapi kemarin, seluruhnya sudah terisi penuh. Para pedagang ini, sebelumnya berjualan di arena pameran produks unggulan daerah di Pajak Terpadu Blangkejeren.

“Pada hari ke empat lomba pacuan kuda ini, warga mulai memenuhi stadion, termasuk puluhan pedagang yang berjualan makanan, pakaian dan mainan di seputar stadion,” kata Hafifah didampingi puluhan penonton kuda pacu kepada Serambi, Sabtu (1/12).

Dia mengungkapkan, warga Blangkejeren dan sekitarnya haus hiburan, sehingga memanfaatkan ajang ini sebagai sarana hiburan bersama keluarga atau juga teman-teman, apalagi pada hari akhir pekan. Hafifah menduga, pada hari ini, Minggu (2/12), penonton akan lebih banyak karena hari libur, termasuk para pelajar.

“Tentunya, pada hari ini yang bertepatan dengan hari libur, para penonton akan semakin bertambah banyak, apalagi sudah memasuki final,” tambah Sri Wahyuni penonton lainnya asal Blangkejeren. Dia mengungkapkan, ratusan penonton datang bersama anggota keluarganya, termasuk membawa perbekalan makanan siang.

Sri menambahkan, warga harus datang pagi hari atau sekitar pukul 10.00 WIB, jika ingin mendapatkan tempat duduk di dalam stadion. “Kalau ingin dapat tempat duduk, para penonton harus datang lebih awal atau sekitar pukul 10.00 WIB,” demikian Sri Wahyuni dibenarkan rekan-rekannya.

Seperti dilansir sebelumnya, sebanyak 162 ekor kuda dari tiga kabupaten bertetangga di dataran tinggi Aceh bertarung untuk menjadi yang terbaik di Kabupaten Gayo Lues (Galus). Perhelatan ini digelar dari 28 Nopember sampai 4 Desember 2012 dengan total hadiah Rp 112 juta yang diikuti 54 ekor kuda dari Aceh Tengah, 48 kuda dari Bener Meriah dan 60 kuda dari tuan rumah.

www.http://aceh.tribunnews.com (visit website now)
Baca Selengkapnya

Saturday, 1 December 2012

Aceh-Jepang Jalin Kerja Sama di Bidang Pariwisata


Pemerintah Jepang dan Pemerintah Aceh sepakat menjadikan Forum Ekonomi Aceh-Jepang sebagai forum yang berkelanjutan dan dilaksanakan secara reguler. Hal ini bertujuan mendorong terwujudnya kerja sama ekonomi dan pariwisata.

“Kedua pihak sepakat bekerja sama dalam batasan tertentu bidang ekonomi, pariwisata, dan perikanan, khususnya Sabang melalui Pelabuhan Bebas Sabang. Nanti pelaku bisnis di Aceh dan Jepang akan berhubungan langsung,” kata Kabid Promosi Disbudpar Sabang M Ali Taufik MM.

Didampingi Humas BPKS, Fauzi Umar, Ali Taufik mengatakan, poin-poin kesepakatan antara lain memperluas akses informasi pariwisata Sabang dan Aceh bagi wisatawan manca negara, terutama Jepang. Kedua pihak juga sepakat mempromosikan potensi wisata dan peluang investasi di Aceh, kepada pengusaha Jepang baik yang ada di Indonesia maupun di Jepang.

“Nanti juga akan ada program kota kembar (sister city) antara Sabang dan kota lain di Aceh dengan kota-kota di Jepang. Tujuannya saling sharing informasi wisata dan bisnis. Tekniknya akan dibahas kemudian,” kata Taufik.

Kesepakatan yang dihasilkan pada seminar Forum Ekonomi Aceh-Jepang ditandatangani Asisten II Setdaprov Aceh Ir Said Mustafa, Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia HE Makita Shimokawa, Wali Kota Sabang Zulkifli Adam, Ketua Perhimpunan Alumni dari Jepang (Persada) Aceh Dr Farid Maulana, Purek Unsyiah Bidang Kerjasama Prof Dr Ir Darusman, dan Kepala Badan Pengusahaan Ekonomi Sabang, Ramadhani.

sumber : http://aceh.tribunnews.com (visit website now)
Baca Selengkapnya

Kadis Budpar Silaturrahmi Dengan Pelaku Wisata


Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Drs Adami Umar MPd melakukan pertemuan dengan pengurus ASPPI Aceh yang dipimpin Anas Zulham Almansour, Jumat (30/11). Pertemuan itu dihadiri pelaku wisata di Banda Aceh dan pejabat Disbudpar Aceh.

Pada kesempatan itu, Adami mengapresiasi para pelaku wisata yang telah berbuat banyak untuk kemajuan sektor pariwisata, termasuk mendukung Visit Aceh 2013. “Saya sangat berterima kasih atas dukungan dan keinginan semua pihak untuk suksesnya Visit Aceh 2013,” kata Adami.

Dalam pertemuan itu para pelaku wisata menyampaikan berbagai hal menyangkut pengembangan wisata Aceh ke depan. Untuk kenyamanan para tamu, Disbudpar Aceh diharapkan berkoordinasi dengan berbagai pihak, terutama dengan pengurus Masjid Raya Baiturrahman.

“Hendaknya tamu yang nonmuslim ada perlakuan khusus ketika masuk ke kawasan Masjid Raya Baiturrahman. Sebab, selama ini ada keluhan tentang turis non muslim yang dilarang aral masuk masjid,” kata kata Pipit, pengusaha biro perjalanan wisata di Banda Aceh.

Sementara Alex, Ketua Organda Aceh yang juga Ketua IOF (Indonesia Offroad Federation) mengatakan, selain potensi taman laut, pulau-pulauterluar dan seni budayanya, wisata offroad juga cocokuntuk dipasarkan dalam rangka Visit Aceh Year 2013. Jika ada tamu, Alex mengaku siap menyediakan mobil untuk keperluan tamu tersebut.(sir)

sumber : http://aceh.tribunnews.com (visit website now)
Baca Selengkapnya

Nia Zulkarnaen: Budaya Aceh Layak Difilmkan

Artis nasional Nia Zulkarnaen mengatakan Aceh kaya dengan nilai budaya, pendidikan, perjuangan dan sejarah sehingga layak untuk diangkat dalam film layar lebar.

“Banyak budaya Aceh yang layak difilmkan. Ada Gayo dengan Saman-nya, si Mata Biru di Lamno dan lain-lain. Kita terus melakukan riset, suatu saat Aceh pun kita angkat seperti halnya daerah lain,” kata Nia Zulkarnain dalam diskusi dengan seratusan siswa usai pemutaran film “Serdadu Kumbang” di  ruang Aceh Community Center, Sultan Selim II, Banda Aceh,  Rabu (28/11).

Nia Zulkarnain dan suaminya Ari Sihasale  hadir di Banda Aceh atas undangan Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Banda Aceh. Lembaga tersebut  setiap tahun memiliki program “Penanaman Budi Pekerti”, yang salah satunya tujuannya menanamkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda.

Film garapan Nia dan suaminya itu  diputar selama 90 menit. Sebanyak 150 siswa dari berbagai SMA/MA se-Kota Banda Aceh  ikut menonton film keluaran Alenia Pictures  yang  mengangkat cerita anak-anak itu. Pejabat dari Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh, guru kelas, dan Kepala BPSNT Banda Aceh Djuniat S Sos  ikut duduk di jajaran depan bersama sang sutradara, Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen. Sesekali suara gelak tawa siswa  menggema menyaksikan adegan-adegan lucu.

Seperti juga beberapa film karya mereka sebelumnya, Serdadu Kembang  yang dirilis pertengahan tahun 2011 lalu menyuguhkan  potret lain, jauh dari ingar-bingar Kota Jakarta.

Film ini mengisahkan tentang anak-anak Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Semua syuting berlangsung di negeri penghasil susu kuda liar itu. Film ini mengangkat tema pendidikan dan budaya. Salah satu pemerannya adalah Amek. Dia merupakan anak bibir sumbing  dan bercita-cita menjadi reporter televisi.

Di balik kekurangannya, Amek  pintar menunggang kuda dan  punya semangat luar biasa.   “Melalui film ini,  kita ingin  mengatakan bahwa pendidikan itu penting sekali. Kita ingin menularkan semangat Amek, supaya menjadi inspirasi bagi anak-anak yang lain. Kalau Amek saja bisa, yang lain pasti lebih bisa,” kata Ari Sihasale.  “Dan di dunia nyata, Amek memang juara kelas setiap tahun,” timpalnya lagi.

sumber : www. aceh.tribunnews.com (visit website now)
Baca Selengkapnya

Cita Rasa Masakan Bebek Gampong Turam

Bicara tentang kuliner kalau ke Aceh itu pasti tak habisnya. Apalagi untuk menikmati makanan khas masing-masing daerah di Aceh pasti punya kesan tersendiri.

Kari sie itek (bebek) Gampong Turam, Peukan Biluy, Kabupaten Aceh Besar mungkin bisa jadi salah pilihan untuk menikmati kuliner ala Aceh Rayeuk tersebut.

Pasalnya, masakan bebek dari gampong Turam ini memang tidak ada nama resmi, malah bagi sebagian pelancong yang ingin menikmati sie itek ini sering menyebut dengan “bebek kuntilanak”. Bukan tanpa alasan, karena untuk menemukan kuliner yang satu ini hanya ada pada malam hari di desa setempat.

“Ayah”, itulah sebutan juru kunci pemilik kuliner sie itek yang hanya buka di malam hari tersebut dari pukul 19.00 WIB sampai menjelang larut malam sekitar pukul 3.00 WIB pagi dan itu pun jika masih tersisa, kadang bisa lebih awal tutupnya.

Maka tidak heran kuliner dengan aroma u teulheu/u neulheu (kelapa gonseng gilingan) ini bisa mendapat julukan bebek kuntilanak. Pasalnya cuma ada di malam hari dan lorong masuk ke rumah si Ayah terkenal cukup seram alias gelap, jadi ada baiknya Anda pergi tidak sendirian, bisa-bisa disambet kunti benaran kesasar.

Gampong Turam, mukim Darul Kamal merupakan salah satu daerah bersejarah para raja-raja ini tidak begitu jauh dari kota Banda Aceh. Anda bisa menempuhnya sekitar 10-15 menit menuju ke lokasi sekitar tempat kuliner Peukan Biluy.

Harga satu piring plus nasi terbilang murah dan meriah. Tapi tunggu dulu, Anda jangan membayangkan tempat ini seperti sebuah warung makan apalagi resto atau cafe, melainkan hanya sebuah rumah warga biasa dengan suasana asli kampung.

Disini kita akan dijamu layaknya bertamu ke rumah seseorang, hitung-hitung Anda bersilaturahmi begitulah suasana untuk menikmati saboh ceupe sie itek (satu piring bebek) dengan beralaskan tikar ala kadar.
Menariknya kuliner ke kampung-kampung seperti ini juga bisa jadi ajang saling berkomunikasi dan berinteraksi bersama masyarakat setempat. Apalagi jika pada jam-jam makan malam, rasanya seperti dinner bersama saudara sekampung.

Menikmati kuliner bebek memang tidak sembarangan, padanan rasa dan aroma memang selalu menjadi daya tarik tersendiri.

Jadi, jika Anda sempat ke Banda Aceh jangan lupa untuk mampir ke Gampong Turam ya dan menikmati sensasi sie itek alias bebek kuntilanak ini. Selamat berjelajah di gampong para raja, Aceh besar
 
sumber : www.seputaraceh.com (visit website now)
Baca Selengkapnya